Apa yang saya beri terlalu kecil jika dibandingkan dengan apa yang saya terima. Apa yang saya cari dalam hidup sudah saya temukan. Jika sudah merasa tentram dan bahagia mau cari apa lagi. Di sinilah cita-cita saya mulai tumbuh. Keinginan yang tidak ‘muluk-muluk’. Saya hanya ingin jadi guru yang senang mengajar. Rasa senang harus tumbuh dari hati yang paling dalam. Menjadi guru yang senang karena ingin bertemu dengan siswa-siswanya. Menjadi guru yang senang karena ingin menyampaikan sesuatu yang baru kepada siswa-siswanya. Saya ingin siswa tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran saya tanpa perasaan terpaksa. Bahkan saya ingin mengubah rasa bosan menjadi kecanduan. Untuk kepentingan ini harus saya akui bahwa saya hanya berbekal semangat. Ilmu yang saya miliki minim sekali. Baca selengkapnya >>
Ada kekuatan di dalam diri kita, jika kita temukan akan membuat kita persis seperti yang selalu kita impikan (Orison S Marden)
  Motivasi membuat kita mulai, kebiasaan membuat kita terus bertahan (Ryun)
Dari Motivasi Hingga Kekerasan.
Perubahan yang terjadi di segala lini berdampak pula pada perilaku siswa. Ironinya perilaku yang diidolakan adalah perilaku tidak terpuji. Perilaku siswa di sekolah mulai bergeser ke arah negatif, rasa hormat kepada aturan sekolah mulai dicampakkan. Inilah yang membuat guru menjadi berang. Setiap hari menyaksikan siswa melanggar aturan dengan terang-terangan dan penuh perasaan bangga. Tentu guru tidak bisa tinggal diam melihat itu semua. Aturan harus ditegakkan. Dengan cara memberi motivasi, memberi tauladan, mengawasi, memberi nasihat, menegur, memberi tahu orang tua hingga memberi hukuman. Hukuman adalah pilihan terakhir. Dan hukuman berupa kekerasan adalah langkah paling akhir yang terpaksa harus diambil. Kalau pilihan terakhir sampai dipilih itu berarti siswa sudah melampaui batas. Untuk menghindari itu semua seyogyanya orang tua lebih proaktif memantau perkembangan anaknya dan sekolah membentuk petugas khusus yang bertugas memberi informasi sejelas-jelasnya kepada orang tua siswa dan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Guru Profesional
Sertifikasi menuntut guru bertindak profesional seperti 4 kompetensi yang dipersyaratkan (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional) Disebut profesional jika sedikitnya memenuhi 5 syarat : Menguasai bidang, memutakhirkan ilmu, etos kerja tinggi, mendapat imbalan layak, membangun jaringan kerja.Sudahkah anda memenuhinya ?
Menguasai bidang meliputi : pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Memutakhirkan ilmu artinya selalu mengupdate ilmu. Ilmu yang dimiliki adalah ilmu yang up to date alias mutakhir. Tentu bukan guru yang gaptek, Teknologi dijadikan teman dalam melaksanakan tugas. Etos kerja tinggi ditunjukkan dengan semangat dan antusias dalam pembelajaran di kelas mapun di luar kelas. Seorang profesional tentunya pantas mendapatkan imbalan yang layak. Membangun jaringan kerja merupakan kebutuhan seorang profesional untuk terus memutakhirkan ilmunya.
Kontrol Dan Sanksi
Uji Kompetensi secara periodik perlu dilakukan untuk mengetahui kompetensi guru setiap tahunnya. Kompetensi secara individual dan secara nasional dapat diketahui, terjadi peningkatan atau terjadi penurunan. Hasil uji kompetensi digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan. Kebijakan yang berdasarkan data akurat berpeluang besar dapat mengatasi permasalahan. Terutama permasalahan mengenai penurunan kompetensi guru. Kekhawatiran penurunan kompetensi setelah guru menerima tunjangan profesi sangat beralasan. Sebab dengan diterimanya tunjangan profesi sebesar satu kali gaji menjadikan kehidupan guru semakin sejahtera. Meningkatnya kesejahteraan tidak selalu diikuti oleh peningkatan kinerja. Bisa jadi malah berbanding terbalik, kesejahteraan meningkat kinerja malah menurun. Karena dengan meningkatnya kesejahteraan pola hidup dan pola pikir guru menjadi berubah. Guru yang awalnya sudah bangga dengan kendaraan lamanya kini berpikir ingin mengganti dengan kendaraan baru. Sudah punya kendaraan baru merasa sayang jika tidak dipakai plesir. Wal hasil setiap minggu plesir hingga esok harinya masih terasa kelelahan saat melaksanakan tugas. Rancangan pembelajaran yang biasanya disiapkan dari rumah sudah tidak pernah lagi dilakukan. Praktik pembelajaran dilakukan tanpa persiapan. Pembelajaran berlangsung ala kadarnya. Kerja keras dirasakan sebagai beban. Dengan meningkatnya kesejahteraan meningkat pula keinginan. Dalam pikiran begitu hari libur langsung treveling and shoping. Tiada hari tanpa bersenang-senang.
Hal seperti ini tidak mustahil terjadi bahkan peluang terjadi begitu besar. Kebijakan peningkatan kesejahteraan menjadi sia-sia alias kontra produktif. Karena tidak ada kontrol dalam pelaksanaan. Kebijakan akan berhasil jika dibarengi dengan kontrol dan sanksi. Uji kompetensi periodik dijadikan sebagai kontrol supaya guru terus terpacu meningkatkan kompetensinya. Penundaan atau pembatalan tunjangan profesi dijadikan sebagai sanksi bagi guru yang kompetensinya tidak kunjung meningkat.
Dengan demikian peningkatan kesejahteraan berakibat pada peningkatan kompetensi, karena guru tidak lagi terbebani oleh kebutuhan ekonomi keluarga. Guru tidak perlu lagi harus bekerja sampingan di luar jam mengajar di sekolah. Guru bisa fokus dalam melaksanakan tugas, guru punya cukup waktu untuk meningkatkan kompetensi diri. Kompetensi diri yang meningkat imbasnya pada peningkatan pelayanan kepada siswa. Kompetensi meningkat dengan sendirinya kinerja meningkat.
Selesai Dengan Tugas
 Waspadalah jika anda termasuk orang yang sudah selesai dengan tugas. Tugas yang saya maksud adalah tugas mengantar anak anak menuju kemandirian. Kemandirian yang saya maksud adalah kemandirian anak-anak dalam mengurus diri mereka sendiri. Mereka sudah bisa menyiapkan pakaian sendiri, mengambil makan sendiri, pergi ke toko sendiri tanpa harus ‘menggoda’ orang tuanya. Masa anak-anak dalam ‘menggoda’ orang tuanya ternyata hanya sekejap saja. Rengekan minta dimandikan, minta disuapi, minta diantar jalan-jalan ke taman kota adalah rengekan yang menyenangkan. Semua terjadi secara alamiah tanpa ada campur tangan dan rekayasa, ya begitulah masa kanak-kanak. Tangis yang meledak-ledak jika kemauannya tidak dituruti terdengar bak simponi yang kompak nan merdu. Kemana saja anda pergi bayangan anak yang polos dan lucu selalu mengiringi. Anda akan menyesal jika tidak bisa menikmati masa itu dengan sempurna walaupun kadang melelahkan. Anda akan menyesal jika melewatkan masa itu begitu saja tanpa kesan. Masa yang hanya datang sekali seumur hidup itu tidak dapat terulang lagi, keburu anak-anak terlanjur remaja. Tidak akan lagi merengek minta disuapi, tidak lagi merengek minta dimandikan, tidak lagi menggoda minta dibelikan mainan. Kalau sudah seperti ini tugas anda sebagai orang tua nampaknya menjadi lebih ringan tapi sejatinya menjadi lebih berat. Waktu luang menjadi lebih banyak, saking banyaknya waktu luang malah membosankan. Sebagai kompensasinya anda mencari kegiatan lain. Manusia memang butuh kegiatan untuk mengusir kebosanan. Mungkin anda awalnya tidak hoby memelihara burung sekarang mulai suka burung. Puluhan ekor burung lengkap dengan kicauannya kini menghiasi rumah. Anda menjadi sibuk dengan kegiatan memberi makan, membersihkan sangkar sampai menghadiri kontes burung. Atau anda awalnya tidak menyukai tanaman hias sekarang menjadi hoby berburu tanaman hias. Puluhan bahkan ratusan tanaman hias memenuhi halaman. Anda menjadi sibuk mengurus tanaman, memberi pupuk, menyiangi, membersihkan daun kering sampai menghadiri pameran tanaman hias. Semua menjadi menyenangkan walau kadang melelahkan. Orang seperti anda lebih layak menerima jabatan sebagai ketua RT atau ketua RW dari pada orang lain yang masih sibuk dengan ‘tugas’. Jabatan yang penuh pengabdian ini lebih cocok buat anda karena anda lebih leluasa dalam melayani warga. Contoh di atas adalah contoh kompensasi yang positif. Kadang kompensasi yang diambil bisa salah. Banyak contohnya. Anda yang awalnya tidak hoby melirik istri orang, sekarang menjadi sangat hoby bahkan kecanduan. Kebetulan wanita yang anda lirik ternyata juga sudah selesai dengan ‘tugasnya’. Bak gayung bersambut, sama sama ingin mencari kegiatan baru untuk mengusir kebosanan. Jika hal ini tidak segera anda sadari anda akan jatuh ke lubang yang anda gali sendiri, yang bisa menolong hanyalah diri anda sendiri. Sejatinya saat itu anda baru memulai babak baru, babak yang lebih berat seperti yang saya maksud di atas. Babak ini saya namai babak keteladanan. Karena anak anda yang sudah besar akan melihat orang tuanya sebagai sosok yang wajib diteladani. Orang tua merupakan idola bagi mereka. Tahunya benar salah, baik buruk bukan hanya dari mulut ke telinga mereka, tetapi juga dari bukti yang didapat dari keteladanan orang tua. Jangan pernah kecewakan mereka. Jadilah orang tua yang berhasil seperti nasihat Ippho Santosa ‘Jika ada pria yang berhasil pasti ada wanita yang mendampinginya. Wanita itu adalah istrinya. Sebaliknya jika ada pria yang gagal pasti juga ada wanita yang mendampinginya. Wanita itu bukan istrinya.’
Parodi Marga (JP 8 Mei 2011)
Siagian deh Situmorang guru, hidup terasa Simanungkalit. Pandapotan Manurung, banyak Sihotang. Keadaan semakin Ginting, kepala pusing Sibutar butar. Rambut rontok nyaris Poltak, rakyat miskin makin Pangaribuan. Anak-anak mereka menangis Marpaung paung. Penderitaan tiada Lubis nya, sudah begitu masih diminta sabar Sitorus. Keluhan hanya dianggap Perangin angin lalu oleh Raja Gukguk. Butet deh. Hiburannya pergi ke hutan yang banyak Pohan pohan rindang yang tumbuh di Tobing tobing terjal. Jangan putus Harahap, tetap Simanjuntak gentar, mohon Parlindungan Tuhan agar Bonar bonar selamat
Amanat Pembina Upacara
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Anak-anak sekalian, dalam mengawali kegiatan pagi ini, tak lupa marilah kita senantiasa memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah swt. Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, Tuhan Maha Memberi kepada semua hambanya sekalipun hambaNya tidak pernah meminta, Allah tetap memberi. Sebagai contoh pada pagi hari ini mungkin kita ada yang lupa tidak meminta kesehatan, lupa tidak meminta kekuatan, tetapi Allah tetap memberi kita kesehatan dan kekuatan sehingga pada pagi hari ini kita bisa melaksanakan upacara bendera dengan hidmat tanpa halangan yang berarti. Bagi teman-teman kalian maupun bapak ibu guru yang saat ini tidak dapat mengikuti upacara karena sakit semoga Allah segera memberikan kesembuhan sehingga pada upacara yang akan datang mereka dapat mengikuti. Anak-anak sekalian rasa syukur adalah cara paling sederhana dalam menikmati hidup. Dengan banyak bersyukur hidup ini terasa indah dan berkualitas.  Rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan secara lisan tetapi perlu diimplementasikan, diwujudkan dalam tindakan nyata. Diwujudkan dalam cara kita berpikir dan bertindak. Berpikirnya mencerminkan rasa syukur, selalu berbaik sangka kepada Allah tidak pernah mengeluh. Segala tindakannya mencerminkan rasa syukur yaitu tindakan yang selalu bermanfaat bagi sesama. Agama kita mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Rasa syukur bisa kalian wujudkan dalam kedatangan di sekolah lebih awal. Dengan datang lebih pagi kita dapat menikmati suasana pagi yang indah. Dapat menikamati awal pagi yang indah berpengaruh pada jiwa kita, sehingga semua kegiatan selanjutnya menjadi berkualitas. Sebaliknya jika datang di sekolah sudah terlambat selain tidak dapat menikmati indahnya suasana pagi juga tergesa-gesa. Pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa hasilnya jauh dari kualitas.
Setelah datang pagi kemudian membersihkan kelas dan lingkungannya. Kebersihan bukan hanya tanggung jawab siswa yang piket tetapi tanggung jawab semua. Jika kalian sudah dapat menciptakan lingkungan bersih berarti kalian sudah bermanfaat bagi sesama. Bermanfaat bagi teman-teman kalian, bermanfaat bagi bapak ibu guru. Menurut riset di Negara-negara maju dalam kelas yang bersih berpengaruh pada kondisi jiwa dan pikiran. Jiwa dan pikiran ikut bersih pula. Saya ingin kebiasaan di lab IPA dulu juga diterapkan dalam kelas kalian masing-masing. Tanpa harus diperintah, kebiasaan rebutan sapu di lab perlu dikembangkan di kelas. Di lab bisa di kelas tentu juga bisa. Rebutan sapu untuk bergegas membersihkan ruangan adalah budaya yang bagus budaya yang perlu dikembangkan dan ditularkan. Dulu saat rebutan sapu ada anak yang tidak kebagian sapu lapor saya. “ Pak saya tidak kebagian sapu tapi saya ingin menyapu.’” Saya jawab “ Berarti kamu kurang cepat. Lain kali kamu harus lebih cepat. “ Dia menjawab “ Ya pak. “
Selain menjaga kebersihan masih ada dua hal lagi yang selalu saya ingatkan kepada kalian yaitu : ciptakan suasana tenang dan berlaku sopan. Tentu kalian masih ingat. Menciptakan suasana tenang dalam belajar menjadikan proses belajar menjadi lebih indah, berkualitas sekaligus efisien. Berlaku sopan kepada siapa saja merupakan kewajiban kita semua. Jika kita berlaku sopan kepada orang lain, orang pasti juga akan berlaku sopan kepada kita. Indikasi sopan itu menyenangkan bagi yang melihat maupun yang mendengar. Jadi tingkah laku sopan, tutur kata sopan itu menyenangkan bagi yang melihat maupun yang mendengar. Menjawab salam dan mengamini doa yang dipanjang-panjangkan adalah contoh tindakan yang tidak sopan karena tidak menyenangkan bagi yang mendengar. Memanggil teman dengan nama bapaknya adalah tindakan tidak sopan. Karena tidak sopan maka jangan diulangi. Bicara dengan bapak ibu guru dengan bahasa jawa ngoko adalah contoh tindakan tidak sopan. Dalam situasi resmi di sekolah lebih baik berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, kecuali hari Jum’at. Pada hari Jum’at kita dihimbau menggunakan bahasa Jawa.
Anak anak sekalian, inilah hal penting yang perlu kita wujudkan mulai saat ini dan mulai dari diri sendiri. Tidak perlu toleh kanan kiri apakah orang lain sudah memulai. Jangan iri pada orang lain yang belum memulai. Jangan iri pada keburukan, irilah pada kebaikan. Jangan iri pada sifat malas, irilah pada sifat rajin. Jika kita sudah bersifat rajin orang lain yang akan iri melihat kita. Iri dalam hal kebaikan adalah baik.
Sebelum saya akhiri jangan lupa tiga hal tadi. Yaitu : jaga kebersihan, ciptakan suasana tenang dan berlaku sopan. Tiga hal itu baru sebagian kecil dari cerminan rasa syukur seorang hamba yang mengaku beragama. Demikian terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh