Cermin Dan Motivasi

Salah Sangka. Kebutuhan manusia tidak hanya sebatas kebutuhan jasmani saja seperti pangan, sandang dan papan. Kebutuhan yang menyangkut rokhani juga tidak dapat diabaikan. Salah satu kebutuhan rokhani manusia adalah kebutuhan mendapatkan pengakuan. Semua manusia berkeinginan mendapatkan penghaargaan dari orang lain. Penghargaan yang paling esensial dalam hidup, penghargaan yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Penghargaan itu bernama pengakuan. Pengakuan tentang kelebihan-kelebihan dibanding orang lain.
Pengakuan ini jangan dipandang remeh, karena pengakuan selanjutnya melahirkan kepercayaan, kepercayaan  terhadap seseorang karena kemampuannya yang tidak dimiliki orang lain. Begitu pentingnya sebuah pengakuan, sehingga untuk mendapatkannya kadang harus menempuh cara yang tidak benar.
Supaya diakui sebagai orang baik anda melakukan perbuatan tidak terpuji dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Anda sangka dengan cara menjelek-jelekkan orang lain anda menjadi kelihatan lebih baik. Padahal tidak demikian, semakin sering anda menceritakan sisi buruk orang lain, justru keburukan itu akan berbalik menimpa anda dengan telak. Anda salah sangka. Orang lain akan menilai anda sebagai orang tidak baik. Demikian juga jika anda berhasrat mendapat pengakuan bahwa anda mempunyai pikiran yang tergolong pintar, anda melakukan perbuatan tidak terpuji dengan menceritakan kekurangan orang lain. Anda sangka dengan menceritakan kekurangan orang lain anda kelihatan lebih pintar. Padahal tidak demikian, semakin sering anda menceritakan kekurangan orang lain, justru kekurangan itu akan berbalik menghantam diri anda dengan telak. Anda salah sangka. Orang lain akan menilai anda sebagai orang yang tidak pintar. Apalagi jika cerita itu hanya isapan jempol belaka, keburukan yang lebih dahsyat akan menerpa anda.  Pengakuan tentang kebaikan maupun kepintaran anda akan datang dengan sendirinya tanpa harus mengorbankan orang lain. Pengakuan tentang kebaikan dan kepintaran anda akan anda dapatkan tanpa harus anda tunjuk-tunjukkan kepada orang lain. Jika anda tunjuk-tunjukkan justru akan berbuah kemuakan. Orang seperti anda malah akan dicap sebagai pembohong, takabur dan tukang fitnah. Senjata makan tuan. Keburukan akan berbuah keburukan, tidak akan pernah keburukan berbuah kebaikan.
Jika anda memang orang baik dan pintar anda harus percaya diri, tanpa harus melakukan show of force orang lain akan tahu tentang kebaikan dan kepintaran anda. Anda harus pede bahwa orang lain tetap akan memandang anda seperti yang anda inginkan. Karena pengakuan itu milik orang lain yang akan diberikan kepada anda tanpa harus melalui paksaan maupun rekayasa. Anda jangan salah sangka.
Uji Ulang Guru Siapa Takut (Jawa Pos 9 Juli 2012)
Pada bulan Juli 2012 pemerintah akan menggelar Uji Ulang kepada semua guru yang sudah tersertifikasi. Uji ulang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kinerja guru pascasertifikasi. Adanya uji ulang ini juga untuk membangun kesadaran guru agar selalu meningkatkan diri (Kompas). Kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Kemendikbud Syawal Gultom "Uji ulang ini jangan disalahpahami sebagai ancaman. Roh dari uji ulang ini untuk pembinaan. Para guru akan terbangun kesadarannya supaya tidak berhenti meningkatkan kualitas pembelajarannya. Jadi, guru-guru harus tidak puas dengan kelulusan sertifikasi saja." Uji ulang juga dimaksudkan untuk pemetaan. Seperti apa peta kompetensi guru setelah menerima tunjangan profesi sebesar 1 kali gaji. Dalam wawancara dengan wartawan JPNN Syawal Gultom mengatakan “Ini kan langkah awal pemerintah untuk menerapkan program pengembangan kapasitas guru. Sehingga sebelum melaksanakan program tersebut, pemerintah harus melakukan pemetaan kualitas guru. Berdasarkan hasil pemetaan maka pemerintah akan jelas mengetahui, materi apa saja yang patut dikembangkan bagi para pendidik.”
Nah dari uraian di atas nampaknya tidak ada alasan bagi para guru untuk takut dalam mengikuti Uji Ulang. Lagi pula pemerintah yang memberi dana sudah selayaknya bertanya sudahkah tunjangan profesi  meningkatkan kinerja secara signifikan ? Logikanya harus meningkat kinerja guru bersertifikat. Jika praktiknya belum maka pemerintah berhak ‘marah’. Untuk apa diberi tunjangan jika tidak dibarengi peningkatan kinerja. Sia-sia, alias mubadzir. Cara mengukur kinerja yang dapat dilakukan adalah dengan menggelar Uji Ulang. Jika para guru menolak untuk mengikuti Uji Ulang ini sebuah indikasi kepanikan guru yang gagal bersifat tawadhu’. Guru yang tawadhu’ tidak akan takut diuji karena memang sudah selayaknya begitu, evaluasi memang pantang dihindari, apapun yang terjadi evaluasi harus dilalui untuk mengetahui kompetensi diri. Mau diuji kemampuan teorinya, mau diuji cara mengajarnya tidak perlu dipermasalahkan. Silahkan. Jika sudah tawadhu’ tetapi hasilnya belum sesuai harapan, yakinlah pasti akan ada jalan keluarnya, yaitu pembenahan pada bagian yang ketahuan kelemahannya. Yang penting jangan takut dan jangan beralasan yang tidak tidak apalagi menyalahkan pihak lain untuk menutupi kekurangan sendiri.
Pencerminan Peringatan Hari Pahlawan Dalam Kehidupan
Peringatan hari besar nasional salah satunya bertujuan mengenang peristiwa besar masa lalu. Termasuk di dalamnya juga mengenang jasa para pahlawan yang berjuang tanpa pamrih  demi Negara tercinta Indonesia. Apa yang mereka miliki mereka korbankan. Harta, benda, bahkan nyawa sekalipun. Mereka rela mempersembahkan semuanya demi ibu pertiwi tanpa berharap dapat imbalan. Merekalah yang menghidupi Indonesia. Indonesia bisa hidup sampai sekarang berkat belaian mereka.  Sudah sepantasnya jika kita yang hidup pada jaman sekarang berusaha menjaga ‘warisan’ yang mereka tinggalkan. Warisan yang tidak ada padanannya sampai kapan pun. Menjaga warisan yang bernama Indonesia. itu artinya menghormati dan mengakui jasa pahlawan. Ironinya dalam mengenang jasa mereka yang kita lakukan hanya sebatas upacara. Setiap peringatan hari besar nasional yang kita lakukan hanya sebatas berkumpul di lapangan. Setelah selesai upacara selesailah semuanya. Tidak meninggalkan bekas sama sekali. Peringatan semacam ini hanya kesia-siaan sebab tidak mengubah keadaan kearah kebaikan. Kelihatannya yang kita lakukan adalah penghormatan tetapi sejatinya sebuah pelecehan. Pelecehan karena kita hanya mau menerima ‘harta warisan’ tetapi tidak mau mewarisi semangat dan cita-cita mereka. Sudah begitu bebalkah nurani kita. Boleh saja upacara dilakukan sebagai puncak seremonial tetapi jangan lantas selesai sampai di situ saja. Jangan begitu selesai upacara selesailah semuanya. Mengenang dengan cara meneladani perjuangan para pahlawan harus yang nomor satu. Bukan upacaranya yang nomor satu. Dampak peringatan hari pahlawan harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Semangat rela berkorban harus tercermin dalam kehidupan berbangsa. Peringatan hari pahlawan harus dijadikan tonggak untuk meningkatkan kinerja. Harus dijadikan penyemangat dan motivasi untuk meraih sesuatu yang belum berhasil diraih. Dengan mewarisi semangat pahlawan kita susun rencana baru, strategi baru menuju Indonesia baru yang lebih baik.
Predator Yang  Selalu Haus Korban
Setiap event istimewa selalu ada yang memanfaatkannya untuk mereguk untung sebesar-besarnya. Saat Romadhon, Idul Fitri kebutuhan sembako meningkat akibatnya harga naik. Demikian juga saat Natal dan Tahun Baru. Ada saja alasan agar dapat untung besar, harga barang naik. Saat libur berakhir buat program back to school. Berbagai peralatan sekolah ditawarkan. Soal harga tentu lebih mahal dibanding tahun sebelumnya. Ada saja alasan agar dapat untung besar, harganya naik. Tidak terkecuali harga kendaraan. Setiap tahun harga kendaraan bermotor selalu naik. Dengan alasan model baru, mesin baru, cat baru atau apalah yang baru. Padahal sesungguhnya model lama dan model baru nyaris tidak berbeda.
Sebenarnya yang tepat harga naik ataukah harga dinaikkan ? Kita setiap saat selalu menjadi korban keganasan predator karena ketidak berdayaan diri kita. Contoh kecil itu tadi soal harga. Sejatinya harga itu dinaikkan tetapi diberitakan harga naik, seolah-olah harga bisa naik sendiri tanpa campur tangan dan rekayasa dari pihak yang mempunyai kekuasaan untuk ‘mengatur’. Semua tunduk takluk karena tidak berdaya. Ada yang tunduk dan takluk dengan terpaksa, ada yang tunduk dan takluk dengan bangga. Yang terpaksa takluk karena merasa tidak ada pilihan lain kecuali takluk, terpaksa takluk karena tidak punya kekuatan untuk menolak. Menolak berarti mati. Yang takluk dengan bangga itu karena dia sudah masuk perangkap. Dia tidak merasa jika sedang ditaklukkan, dia tidak merasa jika menjadi korban keganasan predator. Baik yang terpaksa maupun yang bangga semuanya menjadi pihak yang terkalahkan, semua menjadi korban. Semua usaha, semua kerja keras menjadi tiada bernilai sebagai sebuah peningkatan kesejahteraan. Walaupun jika dihitung dengan angka, penghasilan yang didapatkan selalu naik dari waktu ke waktu, tetapi kenaikan itu tidak pernah dirasakan dampaknya. Penghasilan hanya meningkat angkanya saja tetapi sejatinya tidak ada peningkatan nilai. Bahkan untuk mendapatkan angka yang lebih besar tadi dia harus bekerja lebih keras lagi. Logikanya bekerja lebih keras, pendapatan lebih meningkat. Itu sudah menjadi hukum alam, itu benar adanya. Logikanya pendapatan meningkat kesejahteraan juga meningkat. Tetapi logika seperti itu tidak selalu benar. Pendapatan meningkat nyatanya tidak selalu dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan. Walaupun kebutuhan hidup tidak mengalami peningkatan sedikitpun. Itu karena peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan harga kebutuhan. Dalam konteks ini bekerja lebih keras tidak mampu meningkatkan kesejahteraan. Bekerja lebih keras akan meningkatkan kesejahteraan jika dalam kondisi normal, kondisi alamiah suatu kondisi tanpa rekayasa. Dalam kondisi penuh dengan hegemoni oleh kekuatan raksasa yang ganas faktanya menjadi jungkir balik. Bekerja keras ternyata tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan diri. Kita yang bekerja keras ternyata mereka yang sejahtera. Hasil dari kerja keras ternyata dinikmati oleh orang lain, bekerja keras ternyata hanya sebuah penghambaan kepada kaganasan predator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar