
Di jaman yang
kata orang disebut jaman modern ini tugas guru sebagai penunjuk jalan bukan
semakin ringan malah semakin berat.
Kondisi ini agak ironi semakin modern semakin banyak alat bantu kok malah tidak
semakin meringankan. Kehadiran alat bantu tanpa fondasi ilmu memadai malah akan
menjauhkan siswa dari jiwa dan roh belajar. Kehadiran internet malah menjadikan
siswa malas membaca buku. Pasalnya dengan hitungan menit bahkan detik mesin
pencari Google dapat dengan cepat menemukan informasi yang dicari. Jika harus membalik-balik buku waktunya bisa
berjam-jam. Sudah bukan rahasia lagi siswa sekarang kebanyakan dirasuki
‘penyakit instan’ seperti itu. Menguasai konsep dengan membaca buku dianggap
buang-buang waktu, mereka lebih memilih langsung pada evaluasi, langsung mengerjakan
soal. Jika menemui kesulitan baru melangkah mundur membaca sebagian halaman
dengan serampangan. Penginnya semua serba cepat, termasuk belajarpun harus
serba cepat. Membaca sedikit saja penginnya sudah mampu menggenggam dunia. Mana
mungkin ? Belajar itu sebuah proses bukan sebuah hasil industri yang dapat
dipercepat dengan mesin. Memang benar membaca sebagian halaman buku secara
serampangan sudah berhasil mengais informasi yang dapat digunakan untuk
menjawab soal. Memang benar Google sangat hebat dalam menemukan informasi yang
dicari, tetapi informasi itu hanya sepotong-sepotong tidak melalui proses
belajar yang prosedural dan berjenjang. Sehingga informasi yang diperoleh tidak
mampu mengubah perilaku dalam ranah psikomotor maupun afektif. Kumpulan
informasi itu hanya sebatas pengetahuan kognitif yang kurang bermakna. Padahal
seseorang dikatakan belajar jika sudah mengalami proses perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu. Pengetahuan yang didapat nyata benar maknanya karena terpatri
dalam jiwa dan direfleksikan dalam cara berpikir dan bertindak. Contoh
sederhana jika seseorang sudah belajar tentang kebersihan, maka konsep
kebersihan akan terpatri dalam jiwanya sehingga dia menyukai kebersihan, selalu
berpikir bagaimana cara menjaga kebersihan dan melakukan tindakan nyata
membuang sampah pada tempatnya.
Supaya
siswa-siswi mengalami proses belajar yang sesungguhnya seperti contoh di atas
guru dapat menerapkan cara belajar model MURDER. Murder adalah sebuah akronim
dari Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review.
1. Mood - Suasana Hati
Selalu menciptakan suasana hati yang positif untuk belajar. Ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai
bagi siswa.
Suasana hati siswa yang masih dalam keadaan malas, tidak
bersemangat, tidak antusias adalah hambatan utama dalam belajar. Pada awal
pelajaran guru dapat menggunakan motivasi untuk menciptakan suasana hati yang
positif. Lebih efisien jika motivasi menggunakan media audio visual. Melalui
tayangan yang dikemas dalam aplikasi powerpoint guru dapat dengan mudah membawa
siswa hanyut dalam suasana yang penuh antusias dan penuh semangat. Dengan
mengkombinasikan video motivasi dan kalimat hikmah yang ‘bertuah’ siswa lebih
mudah dipersiapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Langkah ini merupakan kunci
untuk tahapan berikutnya. Jika langkah ini dapat dilakukan dengan sukses pintu
menuju langkah berikutnya sudah terbuka lebar. Menurut Permendiknas RI No. 41
tahun 2007 tentang Standar Proses, langkah ini adalah langkah pelaksanaan
pembelajaran tahap pendahuluan poin
1a. yaitu menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2. Understand - Pemahaman
Menandai informasi
bahan pelajaran yang tidak dimengerti. Memfokuskan pada bagian tersebut atau
melakukan beberapa latihan untuk bagian
tersebut.
Pada langkah ini guru memberi tugas membaca sebuah konsep
dalam buku teks, siswa diminta menandai atau mencatat bagian yang belum
dimengerti. Bagian yang belum dimengerti bagi masing-masing siswa bisa jadi
tidak sama. Bagian tersebut sebaiknya direkap kemudian didiskusikan. Guru
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada semua siswa untuk mengemukakan
pendapatnya tentang materi tersebut. Hendaknya guru menahan diri, guru tidak
perlu tergesa-gesa memberikan penjelasan. Interfensi guru baru diperlukan saat
semua pendapat siswa belum akurat. Menurut Permendiknas RI No. 41 tahun 2007
tentang Standar Proses, langkah ini adalah langkah pelaksanaan pembelajaran
tahap inti poin 2a. yaitu eksplorasi
3. Recall - Ulang
Berhenti sejenak kemudian mengulang sebuah
konsep yang baru dikuasai dengan kata-kata yang dibuat sendiri.
Siswa diminta menuliskan sebuah konsep dengan kata-kata
sendiri di bawah bimbingan guru. Kemampuan menuliskan informasi dengan
kata-kata sendiri merupakan indikasi keberhasilan siswa dalam memahami sebuah
konsep.
4. Digest - Telaah
Kembali pada bagian yang belum dimengerti
dan mempelajari kembali keterangan yang ada. Melihat informasi yang terkait pada artikel, buku
teks atau sumber lainnya, atau melakukan diskusi.
Untuk mengecek pemahaman siswa guru menyodorkan kasus lain
yang berhubungan dengan konsep yang baru dikuasai. Dalam hal ini guru perlu
membekali diri dengan berbagai artikel atau berbagai buku elektronik yang
dengan mudah dan cepat dapat ditayangkan melalui LCD projector. Atau dapat juga
dengan mendesain pembelajaran dalam kelas yang selalu online sehingga guru
dengan mudah dapat mengambil artikel dari internet. Menurut Permendiknas RI No.
41 tahun 2007 tentang Standar Proses, langkah ini adalah langkah pelaksanaan
pembelajaran tahap inti poin 2b. yaitu elaborasi.
5. Expand - Kembangkan
Menanyakan tiga
persoalan berikut terhadap materi yang telah dipelajari:
1. Andaikan kita bertemu dengan
penulis konsep tersebut, pertanyaan atau kritik apa yang
hendak kita
ajukan?
2. Bagaimana kita bisa
mengaplikasikan konsep tersebut ke dalam hal yang kita sukai?
3. Bagaimana kita bisa mengemas konsep yang sudah
kita pelajari menjadi menarik
dan mudah dipahami oleh orang lain ?
Dalam langkah ini guru menugasi siswa untuk membuat
pertanyaan/kritikan serta mencari contoh aplikasi konsep tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses, langkah ini adalah langkah pelaksanaan pembelajaran tahap inti poin 2c.
yaitu konfirmasi
6. Review - Pelajari Kembali
Kembali mengingat konsep yang baru dipelajari. Mengingat strategi yang telah membantu
kita mengerti dan mengingat konsep
tersebut. Jadi, menerapkan strategi
tersebut untuk cara belajar kita berikutnya. Menurut
Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, langkah ini adalah
langkah pelaksanaan pembelajaran tahap penutup.
Begitulah
cara belajar model MURDER menjadikan pembelajaran terarah, dapat meminimalisir
pengaruh waktu terhadap proses belajar mengajar. Antusias siswa saat siang hari
yang panas relatif tidak berbeda dibanding pagi hari yang masih segar. Walaupun
suasana sudah semakin panas dan stamina siswa sudah mulai menurun namun mereka
tetap antusias dalam proses pembelajaran. MURDER dengan mudah memandu guru
dalam melaksanakan tugas sebagai penunjuk jalan. Memudahkan guru dalam
membangun fondasi dan ‘meniupkan roh’ keilmuan pada diri siswa. Jika fondasi
sudah terbentuk dan proses pembelajaran sudah diikuti secara komprehensif
kehadiran internet bukan lagi sebuah ancaman tetapi malah menjadi patner yang
sinergis. Pada akhirnya menghasilkan siswa yang selalu berlandaskan ilmu dalam
berpikir dan bertindak.
Pak.. ada buku nya?? Bisa dibeli d gramedia atau toko buku online gt???
BalasHapusBuku itu bisa dipesan via FB pada Istiqomah Almaky. Trim
HapusBisa saya pesan buku itu pak....saya butuh buat skripsi...terima kasih.
BalasHapusKok sama beliau tdk dibls
BalasHapus