Apa yang saya beri terlalu kecil jika dibandingkan
dengan apa yang saya terima. Apa yang saya cari dalam hidup sudah saya
temukan. Jika sudah merasa tentram dan bahagia mau cari apa lagi. Di sinilah
cita-cita saya mulai tumbuh. Keinginan yang tidak ‘muluk-muluk’. Saya hanya
ingin jadi guru yang senang mengajar. Rasa senang harus tumbuh dari hati yang
paling dalam. Menjadi guru yang senang karena ingin bertemu dengan
siswa-siswanya. Menjadi guru yang senang karena ingin menyampaikan sesuatu yang
baru kepada siswa-siswanya. Saya ingin siswa tertarik dan antusias dalam
mengikuti pelajaran saya tanpa perasaan terpaksa. Bahkan saya ingin mengubah
rasa bosan menjadi kecanduan. Untuk kepentingan ini harus saya akui bahwa saya
hanya berbekal semangat. Ilmu yang saya miliki minim sekali. Baca selengkapnya >>
SELALU BERGURU
Ada kekuatan di dalam diri kita, jika kita temukan akan membuat kita persis seperti yang selalu kita impikan (Orison S Marden)
Motivasi membuat kita mulai, kebiasaan membuat kita terus bertahan (Ryun)
Kontrol Dan Sanksi
Uji Kompetensi secara
periodik perlu dilakukan untuk mengetahui kompetensi guru setiap tahunnya. Kompetensi
secara individual dan secara nasional dapat diketahui, terjadi peningkatan atau
terjadi penurunan. Hasil uji kompetensi digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan kebijakan. Kebijakan yang berdasarkan data akurat berpeluang besar dapat
mengatasi permasalahan. Terutama permasalahan mengenai penurunan kompetensi
guru. Kekhawatiran penurunan kompetensi setelah guru menerima tunjangan profesi
sangat beralasan. Sebab dengan diterimanya tunjangan profesi sebesar satu kali
gaji menjadikan kehidupan guru semakin sejahtera. Meningkatnya kesejahteraan
tidak selalu diikuti oleh peningkatan kinerja. Bisa jadi malah berbanding
terbalik, kesejahteraan meningkat kinerja malah menurun. Karena dengan
meningkatnya kesejahteraan pola hidup dan pola pikir guru menjadi berubah. Guru
yang awalnya sudah bangga dengan kendaraan lamanya kini berpikir ingin
mengganti dengan kendaraan baru. Sudah punya kendaraan baru merasa sayang jika
tidak dipakai plesir. Wal hasil setiap minggu plesir hingga esok harinya masih terasa
kelelahan saat melaksanakan tugas. Rancangan pembelajaran yang biasanya
disiapkan dari rumah sudah tidak pernah lagi dilakukan. Praktik pembelajaran
dilakukan tanpa persiapan. Pembelajaran berlangsung ala kadarnya. Kerja keras
dirasakan sebagai beban. Dengan meningkatnya kesejahteraan meningkat pula
keinginan. Dalam pikiran begitu hari libur langsung treveling and shoping. Tiada
hari tanpa bersenang-senang.
Hal seperti ini tidak
mustahil terjadi bahkan peluang terjadi begitu besar. Kebijakan peningkatan
kesejahteraan menjadi sia-sia alias kontra produktif. Karena tidak ada kontrol
dalam pelaksanaan. Kebijakan akan berhasil jika dibarengi dengan kontrol dan
sanksi. Uji kompetensi periodik dijadikan sebagai kontrol supaya guru terus
terpacu meningkatkan kompetensinya. Penundaan atau pembatalan tunjangan profesi
dijadikan sebagai sanksi bagi guru yang kompetensinya tidak kunjung meningkat.
Dengan demikian peningkatan kesejahteraan berakibat
pada peningkatan kompetensi, karena guru tidak lagi terbebani oleh kebutuhan
ekonomi keluarga. Guru tidak perlu lagi harus bekerja sampingan di luar jam
mengajar di sekolah. Guru bisa fokus dalam melaksanakan tugas, guru punya cukup
waktu untuk meningkatkan kompetensi diri. Kompetensi diri yang meningkat
imbasnya pada peningkatan pelayanan kepada siswa. Kompetensi meningkat dengan
sendirinya kinerja meningkat.
Selesai Dengan Tugas
Waspadalah jika anda termasuk orang yang sudah selesai dengan tugas. Tugas yang saya maksud adalah tugas mengantar anak anak menuju kemandirian. Kemandirian yang saya maksud adalah kemandirian anak-anak dalam mengurus diri mereka sendiri. Mereka sudah bisa menyiapkan pakaian sendiri, mengambil makan sendiri, pergi ke toko sendiri tanpa harus ‘menggoda’ orang tuanya. Masa anak-anak dalam ‘menggoda’ orang tuanya ternyata hanya sekejap saja. Rengekan minta dimandikan, minta disuapi, minta diantar jalan-jalan ke taman kota adalah rengekan yang menyenangkan. Semua terjadi secara alamiah tanpa ada campur tangan dan rekayasa, ya begitulah masa kanak-kanak. Tangis yang meledak-ledak jika kemauannya tidak dituruti terdengar bak simponi yang kompak nan merdu. Kemana saja anda pergi bayangan anak yang polos dan lucu selalu mengiringi. Anda akan menyesal jika tidak bisa menikmati masa itu dengan sempurna walaupun kadang melelahkan. Anda akan menyesal jika melewatkan masa itu begitu saja tanpa kesan. Masa yang hanya datang sekali seumur hidup itu tidak dapat terulang lagi, keburu anak-anak terlanjur remaja. Tidak akan lagi merengek minta disuapi, tidak lagi merengek minta dimandikan, tidak lagi menggoda minta dibelikan mainan. Kalau sudah seperti ini tugas anda sebagai orang tua nampaknya menjadi lebih ringan tapi sejatinya menjadi lebih berat. Waktu luang menjadi lebih banyak, saking banyaknya waktu luang malah membosankan. Sebagai kompensasinya anda mencari kegiatan lain. Manusia memang butuh kegiatan untuk mengusir kebosanan. Mungkin anda awalnya tidak hoby memelihara burung sekarang mulai suka burung. Puluhan ekor burung lengkap dengan kicauannya kini menghiasi rumah. Anda menjadi sibuk dengan kegiatan memberi makan, membersihkan sangkar sampai menghadiri kontes burung. Atau anda awalnya tidak menyukai tanaman hias sekarang menjadi hoby berburu tanaman hias. Puluhan bahkan ratusan tanaman hias memenuhi halaman. Anda menjadi sibuk mengurus tanaman, memberi pupuk, menyiangi, membersihkan daun kering sampai menghadiri pameran tanaman hias. Semua menjadi menyenangkan walau kadang melelahkan. Orang seperti anda lebih layak menerima jabatan sebagai ketua RT atau ketua RW dari pada orang lain yang masih sibuk dengan ‘tugas’. Jabatan yang penuh pengabdian ini lebih cocok buat anda karena anda lebih leluasa dalam melayani warga. Contoh di atas adalah contoh kompensasi yang positif. Kadang kompensasi yang diambil bisa salah. Banyak contohnya. Anda yang awalnya tidak hoby melirik istri orang, sekarang menjadi sangat hoby bahkan kecanduan. Kebetulan wanita yang anda lirik ternyata juga sudah selesai dengan ‘tugasnya’. Bak gayung bersambut, sama sama ingin mencari kegiatan baru untuk mengusir kebosanan. Jika hal ini tidak segera anda sadari anda akan jatuh ke lubang yang anda gali sendiri, yang bisa menolong hanyalah diri anda sendiri. Sejatinya saat itu anda baru memulai babak baru, babak yang lebih berat seperti yang saya maksud di atas. Babak ini saya namai babak keteladanan. Karena anak anda yang sudah besar akan melihat orang tuanya sebagai sosok yang wajib diteladani. Orang tua merupakan idola bagi mereka. Tahunya benar salah, baik buruk bukan hanya dari mulut ke telinga mereka, tetapi juga dari bukti yang didapat dari keteladanan orang tua. Jangan pernah kecewakan mereka. Jadilah orang tua yang berhasil seperti nasihat Ippho Santosa ‘Jika ada pria yang berhasil pasti ada wanita yang mendampinginya. Wanita itu adalah istrinya. Sebaliknya jika ada pria yang gagal pasti juga ada wanita yang mendampinginya. Wanita itu bukan istrinya.’
Amanat Pembina Upacara
Parodi
Marga (JP 8 Mei 2011)
Siagian
deh Situmorang guru, hidup terasa Simanungkalit. Pandapotan Manurung, banyak Sihotang. Keadaan semakin Ginting,
kepala pusing Sibutar butar. Rambut rontok nyaris Poltak, rakyat
miskin makin Pangaribuan. Anak-anak mereka menangis Marpaung paung. Penderitaan
tiada Lubis nya, sudah begitu masih diminta sabar Sitorus. Keluhan
hanya dianggap Perangin angin lalu oleh Raja Gukguk. Butet
deh. Hiburannya pergi ke hutan yang banyak Pohan pohan rindang yang
tumbuh di Tobing tobing terjal. Jangan putus Harahap, tetap Simanjuntak
gentar, mohon Parlindungan Tuhan agar Bonar bonar selamat
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Anak-anak
sekalian, dalam mengawali kegiatan pagi ini, tak lupa marilah kita senantiasa
memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah swt. Tuhan Maha Pengasih dan
Penyayang, Tuhan Maha Memberi kepada semua hambanya sekalipun hambaNya tidak
pernah meminta, Allah tetap memberi. Sebagai contoh pada pagi hari ini mungkin
kita ada yang lupa tidak meminta kesehatan, lupa tidak meminta kekuatan, tetapi
Allah tetap memberi kita kesehatan dan kekuatan sehingga pada pagi hari ini
kita bisa melaksanakan upacara bendera dengan hidmat tanpa halangan yang
berarti. Bagi teman-teman kalian maupun bapak ibu guru yang saat ini tidak
dapat mengikuti upacara karena sakit semoga Allah segera memberikan kesembuhan
sehingga pada upacara yang akan datang mereka dapat mengikuti. Anak-anak
sekalian rasa syukur adalah cara paling sederhana dalam menikmati hidup. Dengan
banyak bersyukur hidup ini terasa indah dan berkualitas. Rasa syukur tidak cukup hanya diucapkan secara
lisan tetapi perlu diimplementasikan, diwujudkan dalam tindakan nyata.
Diwujudkan dalam cara kita berpikir dan bertindak. Berpikirnya mencerminkan
rasa syukur, selalu berbaik sangka kepada Allah tidak pernah mengeluh. Segala
tindakannya mencerminkan rasa syukur yaitu tindakan yang selalu bermanfaat bagi
sesama. Agama kita mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi sesama. Rasa syukur bisa kalian wujudkan dalam kedatangan di sekolah lebih
awal. Dengan datang lebih pagi kita dapat menikmati suasana pagi yang indah.
Dapat menikamati awal pagi yang indah berpengaruh pada jiwa kita, sehingga
semua kegiatan selanjutnya menjadi berkualitas. Sebaliknya jika datang di
sekolah sudah terlambat selain tidak dapat menikmati indahnya suasana pagi juga
tergesa-gesa. Pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa hasilnya jauh dari
kualitas.
Setelah
datang pagi kemudian membersihkan kelas dan lingkungannya. Kebersihan bukan
hanya tanggung jawab siswa yang piket tetapi tanggung jawab semua. Jika kalian
sudah dapat menciptakan lingkungan bersih berarti kalian sudah bermanfaat bagi
sesama. Bermanfaat bagi teman-teman kalian, bermanfaat bagi bapak ibu guru. Menurut
riset di Negara-negara maju dalam kelas yang bersih berpengaruh pada kondisi jiwa
dan pikiran. Jiwa dan pikiran ikut bersih pula. Saya ingin kebiasaan di lab IPA
dulu juga diterapkan dalam kelas kalian masing-masing. Tanpa harus diperintah,
kebiasaan rebutan sapu di lab perlu dikembangkan di kelas. Di lab bisa di kelas
tentu juga bisa. Rebutan sapu untuk bergegas membersihkan ruangan adalah budaya
yang bagus budaya yang perlu dikembangkan dan ditularkan. Dulu saat rebutan
sapu ada anak yang tidak kebagian sapu lapor saya. “ Pak saya tidak kebagian
sapu tapi saya ingin menyapu.’” Saya jawab “ Berarti kamu kurang cepat. Lain
kali kamu harus lebih cepat. “ Dia menjawab “ Ya pak. “
Selain
menjaga kebersihan masih ada dua hal lagi yang selalu saya ingatkan kepada
kalian yaitu : ciptakan suasana tenang dan berlaku sopan. Tentu kalian masih
ingat. Menciptakan suasana tenang dalam belajar menjadikan proses belajar
menjadi lebih indah, berkualitas sekaligus efisien. Berlaku sopan kepada siapa
saja merupakan kewajiban kita semua. Jika kita berlaku sopan kepada orang lain,
orang pasti juga akan berlaku sopan kepada kita. Indikasi sopan itu
menyenangkan bagi yang melihat maupun yang mendengar. Jadi tingkah laku sopan,
tutur kata sopan itu menyenangkan bagi yang melihat maupun yang mendengar. Menjawab
salam dan mengamini doa yang dipanjang-panjangkan adalah contoh tindakan yang
tidak sopan karena tidak menyenangkan bagi yang mendengar. Memanggil teman
dengan nama bapaknya adalah tindakan tidak sopan. Karena tidak sopan maka jangan
diulangi. Bicara dengan bapak ibu guru dengan bahasa jawa ngoko adalah contoh
tindakan tidak sopan. Dalam situasi resmi di sekolah lebih baik berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia, kecuali hari Jum’at. Pada hari Jum’at kita dihimbau
menggunakan bahasa Jawa.
Anak
anak sekalian, inilah hal penting yang perlu kita wujudkan mulai saat ini dan
mulai dari diri sendiri. Tidak perlu toleh kanan kiri apakah orang lain sudah
memulai. Jangan iri pada orang lain yang belum memulai. Jangan iri pada
keburukan, irilah pada kebaikan. Jangan iri pada sifat malas, irilah pada sifat
rajin. Jika kita sudah bersifat rajin orang lain yang akan iri melihat kita.
Iri dalam hal kebaikan adalah baik.
Sebelum
saya akhiri jangan lupa tiga hal tadi. Yaitu : jaga kebersihan, ciptakan
suasana tenang dan berlaku sopan. Tiga hal itu baru sebagian kecil dari cerminan
rasa syukur seorang hamba yang mengaku beragama. Demikian terima kasih atas
perhatiannya.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Langganan:
Postingan (Atom)